Selasa, 09 Oktober 2012

ETRADING LAMPUNG, ETRADING JAKARTA, ETRADING BANDAR LAMPUNG

Bakrie vs Rothschild, Part 2

Pada tanggal 24 September 2012 lalu, Bumi Plc, perusahaan patungan antara Grup Bakrie dan Nathaniel Rothschild yang terdaftar di Bursa London, Inggris, yang juga merupakan pemegang 29.2% saham Bumi Resources (BUMI) dan juga 85% saham Berau Coal Energy (BRAU), merilis pengumuman terkait pembentukan ‘komisi investigasi independen’, dimana komisi ini akan menginvestigasi penempatan dana pengembangan (development funds) yang dilakukan oleh perusahaan. Tak butuh waktu lama, pengumuman tersebut seketika langsung mengguncang dunia persilatan, termasuk memunculkan banyak sekali spekulasi terkait hubungan Bakrie - Rothschild, sampai-sampai pihak manajemen BUMI dan BRAU akhirnya menyelenggarakan public expose insidentil untuk meluruskan semua rumor yang beredar.

Dalam keterbukaan informasinya di Bursa London, Nick von Schirnding, investor relation Bumi Plc, mengatakan bahwa, An area of focus of the investigation will be the development funds of PT Bumi Resources Tbk.  The extensive development funds in PT Bumi Resources Tbk and the one development asset in PT Berau Coal Energy Tbk were marked down to zero in the accounts of Bumi plc as at 31 December 2011, except for one investment with a carrying value of $39 million in the consolidated financial statements.’ Dari kalimat tersebut, jelas bahwa inti utama investigasinya adalah terkait keberadaan akun development funds sebesar US$ 39 juta di laporan keuangan Bumi Plc untuk tahun penuh 2011. Dan memang pada tahun penuh 2011, Bumi Plc mencatat rugi bersih US$ 282 juta, dimana salah satunya merupakan bagian rugi bersih dari pihak asosiasi, dalam hal ini BUMI, sebesar US$ 39 juta.
Masalahnya, pada tahun penuh 2011, BUMI tidak mencatatkan kerugian, melainkan laba bersih US$ 221 juta. Nah, bagaimana mungkin Bumi Plc sebagai pemegang saham BUMI malah menerima bagian rugi bersih dan bukannya laba bersih?
Jadi yang dituduh melakukan financial irregularities adalah Bumi Plc, bukan BUMI (dan juga bukan BRAU). Bumi Plc dituduh, entah oleh siapa, telah tidak transparan mengenai kerugian sebesar US$ 39 juta tadi. Dan sebagai respon atas tuduhan tersebut, manajemen Bumi Plc kemudian membentuk tim komisi investigasi, dimana pengumuman soal pembentukan tim tersebut disampaikan pada 24 September lalu. Menarik untuk melihat fakta bahwa Bumi Plc baru merilis pengumuman tersebut ketika saham Bumi Plc sudah turun lebih dari 40% dalam sebulan sebelumnya, dari posisi £293 ke £146 per saham. Disisi lain, menarik pula bahwa yang menjadi inti investigasinya adalah akun ‘aneh’ di laporan keuangan mereka untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011 lalu.. Eh, kemaren-kemaren kemana aja mas? Sekarang udah bulan Oktober!
Sebenarnya secara logika, sulit untuk mempercayai bahwa ada orang atau kelompok tertentu, entah di Inggris sana ataupun di tempat lainnya di seluruh dunia, yang berani menuduh bahwa perusahaannya Nathaniel Rothschild ini telah melakukan manipulasi keuangan. Maksud penulis, keberadaan Rothschild di Inggris itu sama seperti Bakrie disini, dimana mereka bisa berbuat apa saja dan tidak ada yang bisa melawan ataupun menuduh macam-macam, bahkan otoritas bursa sekalipun. Masih ingat dengan cerita dua tahun lalu soal dana cash sekian trilyun yang disimpan oleh Grup Bakrie di Bank Capital, yang kemudian dipertanyakan apakah dana tersebut beneran ada atau tidak? Ketika itu Bapepam hanya menjatuhkan sanksi denda sebesar masing-masing Rp500 juta bagi tiga perusahaan yang terlibat, yakni BNBR, BIPI dan UNSP, sebuah sanksi yang tentu saja kelewat ringan.
Jadi dalam hal ini, ‘orang’ yang menuduh Bumi Plc melakukan manipulasi, kemungkinan adalah mereka sendiri, apalagi jika mengingat bahwa jumlah uang yang dipermasalahkan terbilang recehan, yaitu ‘hanya’ US$ 39 juta. Tujuannya? I don’t know. Tapi terakit timing dari dikeluarkannya pengumuman soal pembentukan komisi investigasi tadi, maka seharusnya itu juga bukan suatu kebetulan, melainkan disengaja. Hanya saja sekali lagi, kita tidak tahu apa tujuannya.
Lalu apa tanggapan dari pihak BUMI? Melalui corporate secretary-nya, Dileep Srivastava, manajemen BUMI mengatakan bahwa mereka tidak menerima pemberitahuan terkait pembentukan komisi investigasi oleh Bumi Plc. Well, ini adalah pernyataan yang aneh mengingat beberapa key person di Bumi Plc juga merupakan anggota dewan komisaris dan/atau direksi di BUMI, seperti Samin Tan, Ari Hudaya, Nalin Rathod, hingga Andrew Beckham. Jadi bagaimana bisa pihak manajemen BUMI tidak mengetahui soal pengumuman yang dirilis oleh manajemen Bumi Plc, padahal mereka adalah orang-orang yang sama?
Tapi memang, ada satu nama yang memiliki jabatan di Bumi Plc namun tidak menempati posisi tertentu di BUMI ataupun BRAU. Nama tersebut adalah Nathaniel Rothschild.
Sayangnya dalam acara public expose yang diselenggarakan BUMI, pihak manajemen BUMI yang diwakili oleh Mr. Ari Hudaya tidak memperinci apapun terkait what’s going on among Bakrie, Nathaniel, and Samin Tan, dan juga terkait soal pembentukan komisi investigasi oleh Bumi Plc, meskipun para audience berkali-kali menanyakan soal itu. Tapi sayangnya kita juga memang tidak bisa memaksa Mr. Ari untuk ‘bercerita’, karena beliau juga bukanlah owner di BUMI ataupun Bumi Plc, melainkan hanya direktur. Akan lebih seru jika yang hadir dalam public expose-nya adalah Mr. Nirwan Bakrie atau Samin Tan langsung, tapi ya nggak mungkin lah, secara mereka berdua sudah seperti dewa yang nggak akan bisa ditemui oleh investor retail biasa atau bahkan otoritas bursa sekalipun.
Lalu bagaimana dengan public expose-nya BRAU? Sama saja, tidak ada informasi apapun yang diberikan oleh pihak manajemen, yang dalam hal ini diwakili oleh Mr. Rosan Roeslani, kecuali hanya meminta investor untuk menunggu perkembangan selanjutnya . Diluar itu, manajemen BRAU hanya memperinci soal kondisi hutang, kinerja keuangan, dan kinerja operasional perusahaan, yang tentu saja tidak terlalu menarik untuk diperhatikan.
Satu lagi, bagaimana dengan Bumi Resources Minerals (BRMS)? Bukankah BRMS juga merupakan salah satu unit usaha Bumi Plc, mengingat bahwa BRMS merupakan anak usaha dari BUMI? Betul, namun BRMS tidak menyelenggarakan public expose, yang mungkin karena dalam pengumumannya, Bumi Plc hanya menyebut soal BUMI dan BRAU, dan sama sekali tidak menyinggung soal BRMS, sehingga media pun tidak mengutik-utik soal BRMS. Kemungkinan sekali lagi, ini bukanlah kebetulan, melainkan suatu kesengajaan. Termasuk juga bukan suatu kebetulan ketika BRMS pada tanggal 13 September lalu merilis informasi soal potensi cadangan emas di salah satu tambangnya di Gorontalo, Sulawesi Utara, dimana di tambang tersebut terdapat cadangan 292 juta ton bijih emas, dengan rata-rata kadar emas 0.47 gram per ton bijih, sehingga terdapat cadangan sekitar 137.2 ton emas di tambang tersebut. Okay, tidak sebanyak Grasberg-nya Freeport memang, tapi lumayan kan?
Terakhir, nyaris bersamaan dengan keluarnya pengumuman pembentukan komisi investigasi oleh Bumi Plc, dua lembaga rating terkemuka yakni Moody’s dan S&P, juga menurunkan outlook rating utang dari BUMI maupun BRAU. Kebetulan? I don't think so.. Tapi yang jelas, tindakan Bumi Plc yang merilis pengumuman ‘investigasi’ yang kemudian membuat manajemen BUMI dan BRAU kalang kabut, sekaligus penurunan rating utang yang dialami kedua perusahaan, membuat cerita soal Bakrie vs Rothschild ini semakin seru saja, dan tidak kalah serunya dibanding sinetron perseteruan antara Polri vs KPK. Well, selamat para pemirsa sekalian, satu episode baru saja ditayangkan, sekarang kita tunggu episode selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar