Bakrie vs Rothschild, Part 2
Pada tanggal 24 September 2012 lalu, Bumi
Plc, perusahaan patungan antara Grup Bakrie dan Nathaniel Rothschild yang
terdaftar di Bursa London, Inggris, yang juga merupakan pemegang 29.2% saham Bumi Resources (BUMI) dan juga 85%
saham Berau Coal Energy (BRAU),
merilis pengumuman terkait pembentukan ‘komisi investigasi independen’,
dimana
komisi ini akan menginvestigasi penempatan dana pengembangan
(development
funds) yang dilakukan oleh perusahaan. Tak butuh waktu lama, pengumuman
tersebut seketika langsung mengguncang dunia persilatan, termasuk
memunculkan
banyak sekali spekulasi terkait hubungan Bakrie - Rothschild,
sampai-sampai
pihak manajemen BUMI dan BRAU akhirnya menyelenggarakan public expose
insidentil untuk
meluruskan semua rumor yang beredar.
Dalam keterbukaan informasinya di Bursa London, Nick von Schirnding,
investor relation Bumi Plc, mengatakan bahwa, ‘An
area of focus of the
investigation will be the development funds of PT Bumi Resources Tbk.
The extensive development funds in PT Bumi Resources Tbk and
the one development asset in PT Berau Coal Energy Tbk were marked down
to zero
in the accounts of Bumi plc as at 31 December 2011, except for one
investment
with a carrying value of $39 million in the consolidated financial
statements.’
Dari
kalimat tersebut, jelas bahwa inti utama investigasinya adalah terkait
keberadaan akun development funds
sebesar US$ 39 juta di laporan
keuangan Bumi Plc untuk tahun penuh 2011. Dan memang pada tahun penuh 2011,
Bumi Plc mencatat rugi bersih US$ 282 juta, dimana salah satunya merupakan bagian rugi bersih dari pihak asosiasi, dalam
hal ini BUMI, sebesar US$ 39 juta.
Masalahnya, pada tahun penuh 2011, BUMI tidak mencatatkan kerugian,
melainkan laba bersih US$ 221 juta. Nah, bagaimana mungkin Bumi Plc sebagai
pemegang saham BUMI malah menerima bagian rugi bersih dan bukannya laba bersih?
Jadi yang dituduh melakukan financial
irregularities adalah Bumi Plc, bukan BUMI (dan juga bukan BRAU).
Bumi Plc
dituduh, entah oleh siapa, telah tidak transparan mengenai kerugian
sebesar US$
39 juta tadi. Dan sebagai respon atas tuduhan tersebut, manajemen Bumi
Plc kemudian membentuk tim komisi investigasi, dimana pengumuman soal
pembentukan tim tersebut disampaikan pada 24 September lalu. Menarik
untuk melihat fakta bahwa Bumi Plc baru merilis
pengumuman tersebut ketika saham Bumi Plc sudah turun lebih dari 40%
dalam sebulan sebelumnya,
dari posisi £293 ke £146 per saham. Disisi lain, menarik pula bahwa yang
menjadi inti investigasinya adalah akun ‘aneh’ di laporan keuangan
mereka untuk
periode yang berakhir 31 Desember 2011 lalu.. Eh, kemaren-kemaren kemana
aja
mas? Sekarang udah bulan Oktober!
Sebenarnya secara logika, sulit untuk mempercayai bahwa ada orang atau
kelompok tertentu, entah di Inggris sana ataupun di tempat lainnya di seluruh
dunia, yang berani menuduh bahwa perusahaannya Nathaniel Rothschild ini telah
melakukan manipulasi keuangan. Maksud penulis, keberadaan Rothschild di Inggris
itu sama seperti Bakrie disini, dimana mereka bisa berbuat apa saja dan tidak
ada yang bisa melawan ataupun menuduh macam-macam, bahkan otoritas bursa
sekalipun. Masih ingat dengan cerita dua tahun lalu soal dana cash sekian
trilyun yang disimpan oleh Grup Bakrie di Bank Capital, yang kemudian
dipertanyakan apakah dana tersebut beneran ada atau tidak? Ketika itu Bapepam
hanya menjatuhkan sanksi denda sebesar masing-masing Rp500 juta bagi tiga
perusahaan yang terlibat, yakni BNBR, BIPI dan UNSP, sebuah sanksi yang tentu
saja kelewat ringan.
Jadi dalam hal ini, ‘orang’ yang menuduh Bumi Plc melakukan manipulasi,
kemungkinan adalah mereka sendiri, apalagi jika mengingat bahwa jumlah uang
yang dipermasalahkan terbilang recehan, yaitu ‘hanya’ US$ 39 juta. Tujuannya? I
don’t know. Tapi terakit timing dari
dikeluarkannya pengumuman soal pembentukan komisi investigasi tadi, maka seharusnya
itu juga bukan suatu kebetulan, melainkan disengaja. Hanya saja sekali lagi,
kita tidak tahu apa tujuannya.
Lalu apa tanggapan dari pihak BUMI? Melalui corporate secretary-nya, Dileep
Srivastava, manajemen BUMI mengatakan bahwa mereka tidak menerima pemberitahuan
terkait pembentukan komisi investigasi oleh Bumi Plc. Well, ini adalah
pernyataan yang aneh mengingat beberapa key person di Bumi Plc juga merupakan
anggota dewan komisaris dan/atau direksi di BUMI, seperti Samin Tan, Ari
Hudaya, Nalin Rathod, hingga Andrew Beckham. Jadi bagaimana bisa pihak
manajemen BUMI tidak mengetahui soal pengumuman yang dirilis oleh manajemen
Bumi Plc, padahal mereka adalah orang-orang yang sama?
Tapi memang, ada satu nama yang memiliki jabatan di Bumi Plc namun tidak
menempati posisi tertentu di BUMI ataupun BRAU. Nama tersebut adalah Nathaniel
Rothschild.
Sayangnya dalam acara public expose yang diselenggarakan BUMI, pihak manajemen
BUMI yang diwakili oleh Mr. Ari Hudaya tidak memperinci apapun terkait what’s
going on among Bakrie, Nathaniel, and Samin Tan, dan juga terkait soal
pembentukan komisi investigasi oleh Bumi Plc, meskipun para audience
berkali-kali menanyakan soal itu. Tapi sayangnya kita juga memang tidak bisa
memaksa Mr. Ari untuk ‘bercerita’, karena beliau juga bukanlah owner di BUMI
ataupun Bumi Plc, melainkan hanya direktur. Akan lebih seru jika yang hadir
dalam public expose-nya adalah Mr. Nirwan Bakrie atau Samin Tan langsung, tapi
ya nggak mungkin lah, secara mereka berdua sudah seperti dewa yang nggak akan bisa
ditemui oleh investor retail biasa atau bahkan otoritas bursa sekalipun.
Lalu bagaimana dengan public expose-nya BRAU? Sama saja, tidak ada
informasi apapun yang diberikan oleh pihak manajemen, yang dalam hal ini
diwakili oleh Mr. Rosan Roeslani, kecuali hanya meminta investor untuk menunggu
perkembangan selanjutnya . Diluar itu, manajemen BRAU hanya memperinci soal
kondisi hutang, kinerja keuangan, dan kinerja operasional perusahaan, yang
tentu saja tidak terlalu menarik untuk diperhatikan.
Satu lagi, bagaimana dengan Bumi
Resources Minerals (BRMS)? Bukankah BRMS juga merupakan salah satu
unit
usaha Bumi Plc, mengingat bahwa BRMS merupakan anak usaha dari BUMI?
Betul,
namun BRMS tidak menyelenggarakan public expose, yang mungkin karena
dalam
pengumumannya, Bumi Plc hanya menyebut soal BUMI dan BRAU, dan sama
sekali
tidak menyinggung soal BRMS, sehingga media pun tidak mengutik-utik soal
BRMS. Kemungkinan sekali lagi, ini bukanlah kebetulan, melainkan suatu
kesengajaan.
Termasuk juga bukan suatu kebetulan ketika BRMS pada tanggal 13
September lalu
merilis informasi soal potensi cadangan emas di salah satu tambangnya di
Gorontalo, Sulawesi Utara, dimana di tambang tersebut terdapat cadangan
292
juta ton bijih emas, dengan rata-rata kadar emas 0.47 gram per ton
bijih,
sehingga terdapat cadangan sekitar 137.2
ton emas di tambang tersebut. Okay, tidak sebanyak Grasberg-nya Freeport
memang, tapi lumayan kan?
Terakhir, nyaris bersamaan dengan keluarnya pengumuman pembentukan komisi
investigasi oleh Bumi Plc, dua lembaga rating terkemuka yakni Moody’s dan
S&P, juga menurunkan outlook rating utang dari BUMI maupun BRAU. Kebetulan? I don't think so.. Tapi yang jelas, tindakan Bumi Plc yang merilis pengumuman ‘investigasi’ yang
kemudian membuat manajemen BUMI dan BRAU kalang kabut, sekaligus penurunan
rating utang yang dialami kedua perusahaan, membuat cerita soal Bakrie vs
Rothschild ini semakin seru saja, dan tidak kalah serunya dibanding sinetron
perseteruan antara Polri vs KPK. Well, selamat para pemirsa sekalian, satu episode baru saja ditayangkan, sekarang
kita tunggu episode selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar